Blogger news

Pages

Selasa, 23 April 2013

cerpenku



Kisah Kasih ku....

16 Mei 2011,
Di SMAN 15 Bandar Lampung, jam sudah menunjukan pukul 09.00 pagi. Saat yang ditunggu-tunggu selama hampir 3 tahun akan segera tiba. Dag... dig... dug... jantung berdebar lebih kencang menunggu selembar kertas dibagikan.
            “LULUS. Alhamdulillah ya Allah”. Teriakku sembari bersujud tanda rasa syukurku.
Dengan tangan gemetar dan air mata bahagia yang menetes di pipiku, aku pun segera menelpon ibuku.
            “Assalamualaikum, mama aku lulus”. Dengan menangis aku memberikan kabar bahagia itu.
            “Wa’alaikumsalam, alhamulillah. Orang lulus kok malah nangis?” tanya ibuku dengan nada sedikit meledek
            “Mama, ini kan tangisan bahagia”
            “Iya.. iya.. terus kapan mau pulang kerumahnya?”
            “Yang pasti hari ini ma, kalau sudah selesai urusan disini”
            “Ya sudah, kalau pulang nanti hati-hati di jalan ya?”
            “Iya, mama sayang. Assalamualaikum”.
            “Wa’alaikumsalam”
Aku memang seorang anak perantauan sejak aku duduk dibangku SMP. Sehingga wajar jika ibuku menanyakan kapan aku pulang kerumah.
Masa putih abu-abu telah terlewati, dan masa perkuliahan telah menanti. Kebutuhan untuk menapaki tangga masa depan harus segera disiapkan. Pikiranpun difokuskan untuk menghadapi SNMPTN yang harus bersaing dengan ribuan calon Mahasiswa baru dari seluruh Lampung bahkan dari luar Lampung. Namun belum beruntung, usahaku kurang keras atau memang Allah telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik dari itu. Ternyata aku tidak menjadi salah satu dari sekian banyak calon Mahasiswa yang diterima.
            “Heemmppp.. aku nggak ketrima, ma?” dengan nada sedih aku memberitahu ibuku.
            “Yakin beneran nggak ketrima?” tanya ibuku.
            “Iya, Coba mama liat ini, namaku nggak ada.” Aku memberikan selembar koran yang berisi pengumuman penerimaan SNMPTN.
            “Ya sudah.  mungkin belum rejekinya disitu, yang sabar ya?”
            “Iya ma”
Cerahnya cuaca hari itu terasa mendung dan tidak merubah perasaan sedih yang dirasakan oleh ku.
            “Aku mau kuliah nggak ya ma?” dengan nada putus asa  aku bertanya kepada ibuku.
            “Ya terserah kamu aja. Kalau kamu mau coba aja daftar di STAIN atau UM Metro. Kalau nggak ketrima laagi ya kamu berhenti dulu lah satu tahun, tahun depan baru coba lagi”.
            “Iya,ya ma. Aku juga dirumah nggak ngapa-ngapain, Cuma bingung mau ngelakuin apa”.
            “Kan kamu punya teman di Metro, coba tanya informasinya keteman kamu”.
            “Iya”.
Informasi tentang pendaftaran di STAIN Jurai Siwo Metro telah didapat dan persyaratan juga telah disiapkan. Aku pun mulai bersemangat lagi untuk melanjutkan pendidikanku yang tadinya aku merasa putus asa. Namun, segala sesuatu yang diinginkan belum tentu akan dengan mudah dilaksanakan pasti ada cobaan sebelum memulai. Pamanku sedikit melarang aku untuk melanjutkan kuliah tahun ini.
            “Om, aku mau daftar di STAIN Metro ya?”
            “Terus siapa nanti yang mau biayain kamu? Mendingan kamu berhenti dulu satu tahun biar mamamu nggak terlalu berat biayainnya”.
            “Iya sih om, tapi aku mau ngapain dirumah begini?” dengan menahan air mata aku menjawabnya.
            “Coba kamu tanya ma mbak mu yang di Palembang, siapa tahu dia bisa nyariin kerjaan”
            “Heemmpp...”
Tentu saja larangan dari pamanku itu membuatku sedih, semangatku untuk melanjutkan sekolah yang semula menggebu-gebu kembali menjadi hilang dan perasaan bimbang menghampiriku. Semalaman aku menangis dan berfikir apakah besok pagi aku harus pergi untuk mendaftar SPMB di STAIN Metro.
Keesokan harinya, ibuku mendatangi aku di kamar,
            “Kamu jadi berangkat nggak, nak?”
            “Nggak tau ma, aku bingung”
            “Kok bingung? Memang semalam om kamu ngomong gimana?”
            “Aku disuruh berhenti satu tahun dulu, takut mama nggak kuat biayain aku ma adik”.
            “Ya sudah lah, sekarang cepetan mandi. Masalah biaya nanti aja, masak iya mama nggak mampu. Yang penting kamu harus janji akan belajar dengan sungguh-sungguh dan nggak akn mengecewakan mama”.
            “Iya”
Dengan mata yang masih sembab aku pun pergi untuk mendaftar SPMB STAIN Metro. Kebetulan, disana aku sudah ditunggu oleh teman baikku sewaktu SMP, namanya Layla.
            “Layla”  teriakku sembari berjalan mendekati layla.
            “Hai. Apa kabar? Lama kita nggak ketemu?”
            “Baik. Iya ni kita udah lama nggak ketemu”
            “Terus mau ngapain kamu kesini?” dengan tersenyum dia meledek ku
            “Hehehehe. Jangan meledek deh, gara-gara ditolak Unila ni jadi sampai sini”
            “Hehehehe. Kasian ya? Ya sudah lah, sekarang kita mulai perjuangan kita disini”
            “Siph, ngambil formulir yuk, nanti keburu rame”
Setelah bercakap-cakap cukup lama, kami pun pergi ketempat pembayaran dan pengambilan formulir. Ternyata aku mendapatkan nomor urut tes 1520. Wajar saja aku mendapatkan nomor urut tes yang sudah ribuan, karena aku dan temanku mendaftar dihari-hari terakhir pendaftaran di STAIN.
Pendaftar yang sebelumnya diiringi dengan air mata telah dijalani, Try Out SPMB STAIN telah diikuti. Hari dilaksanakannya SPMB STAIN Jurai Siwo Metro pun telah tiba, tepatnya tanggal 12 Juli 2011. Tes dilaksanakan dalam dua tahap. Yang pertama tes tertulis dan kemudian dilanjutkan dengan tes baca tulis Al-Quran.

18 Juli 2011,
Saat yang ditunggu pun datang, yaitu pengumuman penerimaan mahasiswa baru STAIN Jurai Siwo Metro. Karena rumahku yang lumayan jauh dari Kota Metro, sehingga aku meminta tolong kepada temanku untuk melihat apakah aku diterima atau tidak.
Tuut.. tuut.. tuut.. HP ku berbunyi. Dengan secepat kilat aku mengambil HPku dan membuka SMS yang sudah aku tunggu sejak pagi.
            “Ekonomi Islam nomor tes 1520, DITERIMA”
            “Alhamdulillah. Mama, aku jadi kuliah”. Teriak ku dengan perasaan bahagia.
            “Alhamdulillah. Terus kapan daftar ulangnya?”
            “Tanggal 20 ma”
            “Ya sudah, sekarang tinggal mikirin buat daftar ulangnya”
            “Iya, ma”.
Perasaan sedih, bingung, dan kecewa seketika berubah menjadi perasaan bahagia. Senyum pun terus mengembang di bibirku. Semangat yang tadinya pudar kini membara kembali. Jalan untuk menggapai kesuksesan dan jalan untuk membahagiakan orang tua satu-satunya yang aku miliki saat ini terbuka lebar.
            “Ma, aku akan berjuang untuk membahagiakan mama. Aku janji akan belajar dengan sungguh-sungguh. Agar kelak di masa tua mama, mama hanya menikmati jerih payah anak mama”. Kata-kata itu yang aku tanam dalam hati dan selalu menjadi lecutan semangat untukku.
Dua hari kemudian, seluruh mahasiswa baru mulai melakukan daftar ulang. Mulai dari registrasi, pembayaran di bank, menyusun KRS, dan lain sebagainya.

25 Juli 2011, saatnya pra-OPAK atau Orientasi Pengenalan Akademik dilaksanakan. Segala sesuatu yang harus dibawa, atribut yang harus dipakai dan peraturan yang harus dipatuhi oleh seluruh mahasiswa baru pada saat Orientasi Pengenalan Akademik dijelaskan oleh panitia.

26 Juli 2011, tibalah saatnya hari pertama kegiatan OPAK dilaksanakan. Jam masih menunjukan pukul 06.00 pagi, namun di kampus STAIN sudah ramai dipenuhi oleh para mahasiswa baru. Tentu saja aku dan Layla termasuk salah satunya. Kami duduk di bawah pohon sembari menunggu teman kami yang lainnya.
            “Layla, semua perlengkapan sudah kamu bawa belum?”
            “Sudah dong pastinya, hehe”
            “Mana si Melati? Belum datang tha dia nya?”
            “Belum, maklumlah dia kan abis kecelakaan jadi susah buat jalannya”.
Satu demi satu mulai aku dapatkan teman baru. Awalnya aku tidak pernah berfikir akan mendapatkan teman-teman seperti mereka. Teman untuk senang-senang dan menikmati setiap kegiatan OPAK yang telah disiapkan oleh panitia. Kegiatan pada hari itu diawali dengan pengondisian seluruh mahasiswa baru. Kemudian para calon mahasiswa baru memasuki Gedung Serba Guna STAIN Jurai Siwo Metro, saat itu karena mahasiswa yang terlalu banyak sehingga ada yang berada diluar GSG. Aku dan teman-temanku adalah salah satunya. “Bosan” Kata itu yang menjadi kesan hari pertama kegiatan OPAK. Tidak ada sesuatu hal yang menarik dari kegiatan tersebut. Hanya duduk, diam dan mendengarkan materi. Tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.
            “Hhooaammm. Ngantuk” kata Layla
            “Iya ni, ngantuk. Membosankan sekali sih” kataku
“Banget. Kirain bakalan disiksa gitu, terus nggak Cuma duduk dan diam seperti ini” jawab Layla
            “Iya, ya. Mau ngapain lagi kita disini. Udah diluar, dicuekin lagi” tambah Melati salah satu temanku
            “Foto-foto aja yuk, dari pada ngantuk begini” ajakku kepada mereka
            “Ayok. Bosen banget ini” Melati mengiyakan ajakanku.
Jepret.. Jepret.. Tanpa pikir panjang langsung kami berfoto ria menghilangkan rasa bosan dan ngantuk. Dan tidak terasa satu per satu materi telah disampaikan. Tibalah saatnya untuk kami pulang kembali kerumah masing-masing.




Keesokan harinya, tetap berangkat kekampus STAIN pukul 06.00 pagi. Kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik tersebut masih sama seperti kegiatan hari sebelumnya, bagi mahasiswa baru tetap duduk, diam dan mendengarkan materi di tempat yang telah disediakan oleh panitia. Kesan hari keduapun masih sama, rasa bosan dan mengantuk yang tetap melanda para mahasiswa baru.
Di hari ketiga kegiatan OPAK, terasa lebih menarik karena kegiatan pada hari itu adalah pencarian minat dan bakat. Ada perlombaan bola volli, wall climbing, futsal, bulu tangkis, tenis meja, pidato bahasa arab dan pidato bahasa inggris, serta lomba menyanyi. Semua perlombaan dilaksanakan antar prodi. Dihari itu juga, aku bertemu kembali dengan seseorang yang pernah mengisi hari-hari ku di masa lalu.
            “Fatma ya?” tanya seorang laki-laki yang juga menjadi mahasiswa baru di kampus itu
            “Iya” dengan tersenyum malu aku menjawabnya
            “Masih inget nggak sama aku?”
            “Pastinya masih inget lah. Tian kan?”
            “Hehehe. Iya. Ngapain kamu disini?”
            “Numpang pipis, hehehe. Ya kuliah lah Tian?”
            “Hehehe. Eehmmp, aku kesana dulu ya?”
Belum sempat aku bertanya Prodi apa yang dia ambil, Tian sudah berlalu dari hadapanku dengan meninggalkan senyum manisnya. Senyumannya tidak pernah berubah dari tiga tahun lalu, semasih aku dan Tara duduk dibangku SMP. Senyum bahagiapun terus terpancar dariku. Rasa bahagia yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Hari itu aku dapat bertemu kembali dengan cinta pertamaku. Hingga teman-teman disekitarku pun heran, hari itu aku terus tersenyum bahagia, yang dihari-hari sebelumnya selalu terlihat biasa-biasa saja.
            “Kamu nggak kenapa-kenapa kan, Fatma?” tanya Layla
            “Nggak, nenapa emangnya?” jawabku
            “Terus kenapa senyum-senyum sendiri dari tadi? Apa jangan-jangan kamu lagi sakit ya?” tanya Melati
            “Enak aja sakit. Aku lagi bahagia tau. Tadi aku ketemu sama Tian”.
            “Ciiieee... ciiee.. pantesan aja senyum-senyum terus” ledek teman-temanku
Semenjak hari itu, aku menjadi bersemangat untuk pergi kekampus. Dengan harapan dapat bertemu dengan Tian kembali dan dapat berbincang-bincang lebih lama.
Tidak terasa empat hari pelaksanaan OPAK telah terlewati. 30 Juli 2011, Tiba saatnya pengukuhan bagi mahasiswa baru. Tegang, merinding, terharu mengiringi prosesi pengukuhan tersebut yang dilaksanakan dengan pembacaan sumpah mahasiswa dan penyematan almamater secara simbolis.
Semua proses telah dilewati, tinggal menunggu hari pertama masuk kuliah dan memegang title sebagai mahasiswa. Segala sesuatu dari mulai perilaku, cara berfikir, cara berbicara dan bergaul harus mulai dirubah. Perasaan bahagia selalu menaungi disetiap hari-hariku. Sudah tidak sabar rasanya bisa merasakan menjadi mahasiswa, yang katanya jauh berbeda dengan masa-masa sekolah.

12 September 2011,
Hari yang ditunggu-tunggu untuk pertama kalinya menjadi mahasiswa pun tiba. Pagi-pagi sudah bersiap untuk pergi kekampus. Jadwal perkuliahan untuk satu semester kedepan telah dikeluarkan oleh pihak Kampus. Pembagian kelas pun dilakukan pada hari itu. Namun aku, Layla, Melati dan teman-teman sewaktu OPAK tidak satu kelas.
            “Yah, kita nggak satu kelas deh” keluh Layla
            “Kita minta pindah aja biar satu kelas, gimana?” kata seorang dari temanku
            “Heempp. Tapi nanti teman kita Cuma segini-segini aja” kataku
            “Ya sudah lah, kita terima aja. Kalau ada tugas kan bisa saling membantu. Hehehe” tambah Melati
Hari pertama aku memasuki kelasku, Aku masuk ke kelas E. Di hari pertama memasuki kelas itu, aku hanya bisa diam karena aku belum mengenal teman-teman sekelasku. Mata kuliah dihari pertama itu adalah Bahasa Indonesia dan Kewarganegaraan. Kesan dihari pertama kuliah sangat menyenangkan dan teman pertama yang aku kenal dikelas itu adalah Arifah, Asih dan Solekhah.
Meskipun aku dan teman-teman yang lain tidak berada dalam satu kelas, kami sering bertemu untuk bercerita pengalaman berada dikelas kami masing-masing.
            “Gimana dikelasmu, anak-anaknya menyenangkan nggak?” tanya Melati
            “Alhamdullilah menyenangkan semua. Mungkin karena belum kenal semua jadi bisanya Cuma diem aja” jawabku
            “Aku juga, belum terlalu banyak teman yang aku kenal” tambah Layla

Beberapa hari setelah itu, aku bertemu kembali dengan Tara.
            “Fatma” Tian memanggilku dengan manisnya
            “Iya, Tian” dengan tersenyum manis aku menjawab sapaannya
            “Kamu prodi apa sih?”
            “Ekonomi Islam, kamu?”
            “PBA, hehehe”
            “Nggak nyangka ya kamu masuk di PBA? Emang kamu bisa bahasa Arab tha?”
            “Bisa dong, hehehe”
Semenjak dari pertemuan itu, aku masih berharap akan bisa berjumpa dan bebincang-bincang lagi dengan dia.
Hari demi hari dilewati, perkuliahan sudah berjalan. Hampir setiap dosen mata kuliah memberikan tugas, dari tugas kelompok hingga tugas mandiri. Terkadang rasa bosan menghampiriku, perkuliahan yang aku bayangkan menarik terkadang pun terasa monoton dan tidak menarik. Meskipun begitu, aku berusaha untuk menghilangkan perasaan itu karena aku selalu teringat kata-kata yang selalu tertanam dalam hatiku.
“Semangat.. Semangat..” Kata-kata itu juga yang selalu menemani hari-hari ku ketika aku jenuh dan  bosan.
Setelah sekian lama berada dikelas itu, aku menemukan teman-teman berbagi disaat senang, sedih maupun susah. Asih, Solekhah dan Sri Winarti, teman untuk bercanda dan teman untuk bermain. Rasanya bahagia mendapat teman-teman baru, pengalaman baru, suasana belajar yang berbeda dan masih banyak hal baru yang didapat selama aku berada di kampus STAIN Jurai Siwo Metro.

0 komentar:

Posting Komentar