Blogger news

Pages

Kamis, 16 Mei 2013

Ahlussunnah waljamaah

 ASWAJA  adalah kepanjangan kata dari “ Ahlussunnah waljamaah”. Ahlussunnah berarti orang-orang yang menganut atau mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, dan  waljamaah berarti mayoritas umat atau mayoritas sahabat Nabi Muhammad SAW. Jadi definisi Ahlussunnah waljamaah yaitu; “ Orang-orang yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan mayoritas sahabat ( maa ana alaihi wa ashhabi ), baik di dalam syariat (hukum Islam) maupun akidah dan tasawuf”.

 Istilah ahlussunnah waljamaah tidak dikenal di zaman Nabi Muhammad SAW maupun di masa pemerintahan al-khulafa’ al-rasyidin, bahkan tidak dikenal di zaman pemerintahan Bani Umayah ( 41 – 133 H. / 611 – 750 M. ). Istilah ini untuk pertama kalinya di pakai pada masa pemerintahan khalifah Abu Ja’far al-Manshur (137-159H./754-775M) dan khalifah Harun Al-Rasyid (170-194H/785-809M), keduanya dari dinasti Abbasiyah (750-1258). Istilah ahlussunnah waljamaah semakin tampak ke permukaan pada zaman pemerintahan khalifah al-Ma’mun (198-218H/813-833M).

 Pada zamannya, al-Ma’mun menjadikan Muktazilah ( aliran yang mendasarkan ajaran Islam pada al-Qur’an dan akal) sebagai madzhab resmi negara, dan ia memaksa para pejabat dan tokoh-tokoh agama agar mengikuti faham ini, terutama yang berkaitan denga kemakhlukan al-qur’an. untuk itu, ia melakukan mihnah (inquisition), yaitu ujian akidah  terhadap para pejabat dan ulama. Materi pokok yang di ujikan adalah masalah al-quran. Bagi muktazilah,  al-quran adalah makhluk (diciptakan oleh Allah SWT), tidak qadim (  ada sejak awal dari segala permulaan), sebab tidak ada yang qadim selain Allah SWT. Orang yang berpendapat bahwa al-quran itu qadim berarti syirik dan syirik merupakan dosa besar yang tak terampuni. Untuk membebaskan manusia dari syirik,  al-Ma’mun melakukan mihnah. Ada beberapa ulama yang terkena mihnah dari al-Ma’mun, diantaranya, Imam Ahmad Ibn Hanbal ( 164-241H).

 Penggunaan istilah ahlussunnah waljamaah semakin popular setelah munculnya Abu Hasan Al-Asy’ari (260-324H/873-935M) dan Abu Manshur Al-Maturidi (w. 944 M), yang melahirkan aliran “Al-Asy’aryah dan Al-Maturidyah” di bidang teologi. Sebagai ‘perlawanan’ terhadap aliran muktazilah yang menjadi aliran resmi pemerintah waktu itu. Teori Asy’ariyah  lebih mendahulukan  naql ( teks qu’an hadits)  daripada aql ( penalaran rasional).

 Dengan demikian bila dikatakan ahlussunnah waljamaah pada waktu itu, maka yang dimaksudkan adalah penganut paham asy’ariyah atau al-Maturidyah dibidang teologi. Dalam hubungan ini ahlussunnah waljamaah dibedakan dari Muktazilah, Qadariyah, Syiah, Khawarij,  dan aliran-aliran lain. Dari aliran ahlussunnah waljamaah atau disebut aliran sunni dibidang teologi kemudian juga berkembang dalam bidang lain yang menjadi cirri khas aliran ini, baik dibidang  fiqh dan tasawuf. sehingga menjadi istilah, jika disebut  akidah sunni  (ahlussunnah waljamaah) yang dimaksud adalah pengikut Asy’aryah dan Maturidyah. Atau Fiqh Sunni,  yaitu pengikut madzhab yang empat ( Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hanbali). Yang menggunakan rujukan alqur’an, al-hadits, ijma’ dan qiyas. Atau juga   Tasawuf Sunni,  yang dimaksud adalah pengikut metode tasawuf Abu Qashim Abdul Karim al-Qusyairi, Imam Al-Hawi, Imam Al-Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi. Yang memadukan antara syari’at, hakikat dan makrifaat.

 Ahli Sunnah wal Jamaah mempersatukan ad-din melalui ilmu dan amalan lahir dan batin.
Ahli Sunnah wal Jamaah mempersatukan ad-din secara keseluruhan melalui ilmu amalan lahir dan batin dgn selalu berpegang kepada kemurnian Islam yg dibawa Nabi saw dan dipelihara oleh para sahabat. l’tiqad golongan yg selamat adl gambaran yg dipredikatkan oleh Nabi saw dgn keselamatan sebagaimana sabdanya “Umatku akan terpecah-belah menjadi 73 golongan yg 72 golongan masuk neraka dan yg satu masuk surga. Golongan ini adl yg mengikuti jalan hidup seperti yg aku tempuh hari ini dan jalan para sahabat.” l’tiqad inilah yg ditinggalkan Nabi saw dan para sahabat yg diridlai Allah. Oleh krn itu barangsiapa yg mengikuti mereka termasukiah ke dalam Firqah an-Najiyah . Jalan hidup mereka adl dinul Islam yg dengannya Rasulullah saw diutus. Akan tetapi Rasulullah mengabarkan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 75 golongan sernuanya masuk neraka kecuali satu yaitu al-jama’ah. Dan dalam hadits lain disebutkan “Mereka yg menempuh jalan hidup yg aku tempuh dan para sahabatku yg selalu berpegang teguh pada kemurnian Islam serta bersih dari percampuran merekalah Ahli Sunnah wal Jamaah.”

Ahli Sunnah adl golongan tengah dan lurus.
Ahli Sunnah wal Jamaah adl golongan tengah lagi lurus di antara berbagai kelompok umat antara melebihkan dan mengabaikan. Mereka berada di tengah-tengah kelompok umat sebagaimana keberadaannya di tengah-tengah berbagai aliran dan agama. jalan lurus ini adl Dinul Islam yg bersih sebagaimana termaktub dalam Kitabullah. Jalan yg lurus adl Ahli Sunnah Waijama’ah krn sunnah mahdiah adl Dinul Islam yg mumi. Hal ini telah banyak disebutkan dalam hadits Nabi dalam berbagai versi yg diriwayatkan oleh para Ahli Sunnah dan para Musnad seperti Imam Ahmad Abu Daud Turmudzi dan lainnya bahwa Nabi saw bersabda “Umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan sernuanya masuk neraka kecuali satu. yaitu al-jarnaah.”

Dan dalam riwayat lain dikatakan “Mereka adl orana-orana yg menempuh jalan seperti yg aku tempuh hari ini dan para sahabatku.” Golongan yg selamat adl Ahli Sunnah krn mereka berada di tengah-tengah berbagai aliran sebagaimana halnya Islam sendiri berada di tengah-tengah antara berbagai agama. Demikian pula dalam semua perkara sunnah mereka mengambil jalan tengah sebab mereka berpegang teguh kepada Kitabullah sunnah Rasul serta ijma para sabiqun awwalun dari kaum Muhajirin dan Anshar beserta orang-orang yg mengikuti mereka dgn baik. Mereka berada di tengah-tengah di antara flrqah-firqah umat sebagaimana halnya umat Islam itu sendiri adl pertengahan di antara umat-umat yg lain. Oleh krn itu mereka bersikap moderat dalam masalah sifat-sifat Allah antara golongan ta’thil dari golongan Jahmiyah dgn golongan ahli tamsil dari golongan Musyabbihah. Mereka juga bersikap moderat dalam masalah af’al Allah antara faham Qadariyah dgn Jabariyah. Demikian pula dalam masalah janji dan ancaman antara Murji’ah dgn Wa’idiyah dari golongan Qadariyah lainnya. Mereka juga bersikap moderat dalam masalah istilah-istilah iman dan ad-Din antara golongan Huririyah dgn Mu’tazilah serta antara Murji’ah dgn Jahmiyah; dan dalam soal para sahabat Rasul antara Rafidlah dgn Khawarij.

Ahli Sunnah wal Jamaah berpegang teguh kepada Al-Qur’an Sunnah dan ijma’.
Ahli Sunnah wal Jamaah adl orang-orang yg berpegang teguh kepada Al-Qur’an Sunnah dan ijma’. Merekalah orang-orang yg taat mengikuti ad-Din yg datang dari Rasulullah bukan din yg berasal dari filsufdan ahli kalam. Orang-orang yg menghimpun tiga hal utama yg merupakan sumber kebaikan akan mendapat pahala dari Rabb mereka selamat dari hukuman-Nya tiada takut terhadap apa yg ada di hadapan mereka serta tidak merasa cemas dan sedih terhadap apa yg mereka tinggalkan . Tiga hal itu ialah mengimani penciptaaan dan kebangkitan awal penciptaan dan tempat kembalinya; beriman kepada Allah dan hari akhir; beramal shaleh .
       
Ahli Sunnah wal Jamaah adl penerus sejarah bagi penganutagama Islam.
Ahli Sunnah wal Jamaah adl asal-muasal dalam umat Muhammad. Mereka juga merupakan penerus tabi’at alami dan benar bagi pemeluk agama ini sebagaimana halnya millah Muhammad saw menjadi penerus alami dan benar bagi millah-millah para nabi pendahulunya. Oleh krn itu jika ada golongan lain di luar Ahli Sunnah wal Jamaah maka asing bagi millah ini dan dianggap sebagai golongan minoritas yg menyimpang dan jalan yg asli dan benar. Hadits-hadits shahih yg diriwayatkan oleh Abu Daud Turmudzi Nasa’i dan lainnya -yang sering disebut sebelum ini dgn lafazh yg berbeda-beda menyebutkan tentang golongan yg selamat dan masuk surga atau golongan mayoritas yg disebut dgn al-jamaah. Pemberian predikat golongan yg selamat ini dikarenakan mereka termasuk Ahli Sunnah wal Jamaah kelompok mayoritas terbesar. Adapun golongan lainnya termasuk golongan menyimpang berpecah-belah bid’ah dan mengikuti hwa nfsu (**) . Karena golongan-golongan tersebut senantiasa memisah-misahkan kitabullah snnah dan ijma. Maka barang siapa berkata berdasarkan kitabullah sunnah dan ijma mereka termasuk Ahli Sunnah wal Jamaah.

Ahli sunnah wal jama’ah itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Mereka banyak terdapat di sebuah negara, namun sedikit di negara lainnya. Mereka terdapat banyak pada suatu kurun zaman, tetapi hanya sedikit pada kurun zaman yang lain. Tetapi yang jelas mereka selalu ada di mana dan kapan saja.

Di tengah-tengah mereka terdapat tokoh-tokoh terkemuka yang menjadi pelita kegelapan dan hujjah Allah terhadap makhluk-Nya hingga hari kiamat nanti. Dan karena jasa merekalah terwujud janji Allah yang akan menjaga agama ini.

Dengan demikian jelaslah siapa sebenarnya ahli sunnah wal jama’ah? Siapa itu salafus saleh? Pernyataan golongan-golongan tertentu yang mengaku sebagai ahli sunnah wal jama’ah tetapi nyatanya mereka justru memisahkan diri dari as sunnah dan jama’ah, serta menyerang para salafus saleh  atau sebagian dari mereka, adalah pernyataan yang ditolak berdasarkan ketentuan-ketentuan syari’at, dasar-dasar ilmiah, dan fakta-fakta sejarah.

Demikian pula harus ditolak pengakuan-pengakuan bahwa seluruh kaum muslimin itu setia pada sunnah. Pengakuan seperti itu selain mendustakan berita dari Allah dan Rasul utusan-Nya shalallahu alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa ada perpecahan, juga berlawanan dengan kenyataan yang ada.

Demikian pula dengan pernyataan dan pengakuan-pengakuan lainnya.

Berdasarkan hal itu, maka sesungguhnya as sunnah bukanlah partai atau semboyan atau aliran yang dianut secara fanatik. Tetapi ia merupakan warisan peninggalan Nabi, mtode yang benar, jalan yang lurus tali yang kuat, dan jalan orang-orang beriman yang terang seterang siang. Siapa yang berpaling darinya pasti ia akabanner_alm.jpgn celaka.

Berbagai kesalahan, kekeliruan, dan bid’ah yang dilakukan oleh orang-orang ahli bid’ah atau oleh orang-orang yang mengaku sebagai ahli sunnah, itu sama sekali bukan dari ajaran as sunnah dan bukan mengikuti manhaj yang benar.

Dinamakan ahli sunnah, karena mereka adalah orang-orang yang berpegang pada sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, “Kalian harus berpegang teguh pada sunnahku.”

Adapun as sunnah ialah, syara’ atau agama, dan petunjuk lahir batin yang diterima oleh sahabat dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, lalu diterima oleh para tabi’in dari mereka, kemudian diikuti oleh para pemimpin umat dan ulama-ulama yang adil yang menjadi tokoh panutan, dan oleh orang-orang yang menempuh jalan mereka sampai hari kiamat nanti.

Berdasarkan hal inilah maka orang yang benar-benar mengikuti as sunnah disebut sebagai ahli sunnah. Merekalah yang sosok dengan kenyataan tersebut.

Sementara nama al jama’ah, karena mereka berpegang pada pesan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam untuk setia pada jama’ah atau kebersamaan. Mereka bersama-sama sepakat atas kebenaran, dan berpegang teguh padanya. Mereka mengikuti jejak langkah jama’ah kaum muslimin yang berpegang teguh pada as sunnah dari generasi sahabat, tabi’in, dan para pengikut mereka. Mengingat mereka bersama-sama bersatu dalam kebenaran, bersama-sama bersatu ikut pada jama’ah, bersama-sama bersatu taat pada pemimpin mereka, bersama-sama bersatu melakukan jihad, bersama-sama bersatu tunduk kepada para penguasa kaum muslimin, bersama-sama bersatu mengerjakan yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, bersama-sama bersatu mengikuti as sunnah, dan bersama-sama bersatu meninggalkan berbagai perbuatan bid’ah, perbuatan yang terdorong oleh keinginan-keinginan nafsu, serta perbuatan yang mengundang perpecahan, maka merekalah jama’ah sejati yang mendapat perhatian Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

Terakhir kita sampai pada sebuah kesimpulan yang konkrit bahwa nama dan sifat ahli sunnah wal jama’ah adalah istilah yang bersumber:

Pertama, dari sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ketika beliau menyuruh dan berpesan kepada kaum muslimin untuk berpegang teguh padanya, sebagaiman sabda beliau, “Berpegang teguhlah kalian pada sunnahku”, ketika beliau menyuruh dan berpesan kepada mereka untuk setia pada jama’ah, dan melarang menentang serta memisahkan diri darinya. Jadi nama ahli sunnah wal jama’ah adalah nama pemberian Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Beliaulah yang menyebut mereka seperti itu.

Kedua, dari peninggalan sahabat dan para salafus saleh yang hidup pada kurun berikutnya. Peninggalan tersebut menyangkut ucapan, sifat, dan tingkah laku mereka. Nama itu sudah mereka sepakati bersama dan menjadi sifat para pengikutnya. Peninggalan-peninggalan mereka itu ada pada karya-karya mereka yang tertulis dalam kitab-kitab hadist dan atsar.

Ketiga, istilah ahli sunnah wal jama’ah adalah keterangan syari’at yang didukung dengan kenyataan yang benar-benar ada. Istilah itu membedakan antara orang-orang yang setia pada kebenaran dari orang-orang yang suka membikin bid’ah dan menuruti keinginan-keinginan hawa nafsu. Ini berbeda dengan anggapan sementara orang yang mengatakan, bahwa ahli sunnah wal jama’ah adalah sebuah nama yang muncul di tengah perjalanan zaman. Nama ini baru ada di trngah-tengah perpecahan kaum muslimin. Padahal sebenarnya tidak begitu. Itu anggapan yang keliru. Ahli sunnah wal jama’ah adalah istilah atau nama ala syari’at yang berasal dari kaum salaf umat Islam. Artinya, ia sudah ada semenjak zaman sahabat dan para tabi’in yang hidup pada periode-periode awal Islam.

Mengenai anggapan sementara orang yang sudah menjadi budak nafsu bahwa ahli sunnah itu hanya terbatas pada orang-orang salaf mereka saja, dan bahwa yang dimaksud dengan salafus saleh adalah orang-orang yang mengikuti madzhab mereka, itu memang benar. Anggapan tersebut tidak keliru, karena salafus saleh memang ahli sunnah. Begitu pula sebaliknya, baik ditinjau dari pengertian syari’at maupun kenyataannya, sebagaimana yang sudah saya kemukakan di atas. Jadi siapa yang tidak mengikuti madzhab salaf dan tidak menempuh manhaj serta jalan mereka, berarti ia telah memisahkan dari as sunnah dan jama’ah.

Perlu kita katakan kepada orang-orang sesat yang meng-ingkari as sunnah dan para pengikutnya, bahwa itulah yang dimaksud as sunnah, dan mereka itulah para pengikutnya yang bernama ahli sunnah wal jama’ah. Jika kita berpaling dan menolak ucapan yang benar ini, maka kita hanya bisa mengingatkan mereka apa yang pernah dikatakan oleh Nabi Nuh alaihi salam kepada orang-orang yang berpaling dari seruan dakwahnya, seperti yang tertuang dalam firman Allah Ta’ala ini: 

“Berkata Nuh, ‘Hai kaumku, bagaiman pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberi-Nya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apakah akan kamu paksakan kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?”

Pokok-pokok pikiran Abu Hasan Al-Asy’ari, antara lain:
    Tuhan memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
    Al-Qur’an adalah qodim, bukan makhluk. Hal itu didasari pada ayat: Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!’’ Maka jadilah sesuatu itu. (QS. 36/Yasin: 82)
    Kelak di akhirat Tuhan dapat dilihat oleh mata kepala manusia Pendapatnya ini didasarkan pada ayat: "Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Memandang Tuhannya." (QS. Al-Qiyamah: 22-23)

 Ada tiga prinsip yang selalu diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
1. al-Tawassuth: sikap tengah-tengah/sedang/ tidak ekstrim kiri ataupun kanan. Firman Allah SWT:
َوَكذالكَ جَعَلنَاكُمْ اُمّة وَسَطًا لِتكُوْنُوا شُهَدَاءَ عَلى النـّـــاسِ وَيَكوْن الرّسـُــــــولَ عَليْكمْ شَهيْدًا
Wakadzaalika ja'alnaakum ummataw wasathan litakuunuu syuhada'a 'alan naasi wayakuunar rasuula 'alaikum syahiidan

"Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia umumnya dan supaya Allah SWT menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian". (QS. Al-Baqarah, 153)

2. al-Tawazun: seimbang dalam segala hal termasuk dalam penggunaan Dalil 'Aqli dan Dalil Naqli. Firman Allah SWT:
َلقدْ اَرْسَلنـَـــا رُسُلنـَـــا بالبيِّنـَــاتِ وَانزَلنـَـــا مَعَهُمُ الكتـَـــاب وَالمِيْزَانَ لِيقوْمَ النـَّــاسُ بِالقِسْط
Laqad arsalnaa rusulana bilbayyinaati wa anzalnaa ma'ahumul kitaaba wal miizaana liyakuuman naasu bil qisthi

"Sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan". (QS. Al-Hadid, 25)

3. al-I'tidal: tegak lurus. Dalam al-Qur'an disebutkan:
يــَــآ ايّهَا الذِيـْـــنَ آمَنوا كونوا قَوّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاءَ بِالقِسْطِ ، وَلا ُيَجرِمَنكُمْ شَنـَـــآنُ قَوْمٍ عَلي اَنْ لا تَعْدِلـُــوا ، اِعْدِلوا هُوَ اَقرَب لِلتقوَى وَاتقوا اللهَ اِنّ اللهَ خبِيْرٌ بِمَــــا تَعْمَلـُــوْن
Yaa ayyuhalladziina aamanuu kuunuu qawwaamiina lillaahi syuhadaa-a bilqisthi walaa yajrimannakum syanaanu qawmin 'ala allaa ta'diluu, i'diluu huwa aqrabu littaqwa, wattaqullaaha innallaaha khabiirumbimaa ta'maluuna

"Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang yang tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi saksi (pengukur kebenaran) yang adil. Dan janganlah kebencianmu pada suatu kaum menjadikan kamu berlaku tidak adil. Berbuat adillah karena keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa. Dan bertaqwalah pada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Maidah, 9)

Karena itu, sebenarnya Ahl al-Sunnah wa al-jama'ah merupakan Islam yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan sesuai dengan apa yang telah digariskan-diamalkan oleh para sahabat. Ketika Rasulullah SAW menerangkan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan, dengan tegas Nabi SAW menyatakan bahwa yang benar adalah mereka yang tetap berpedoman pada apa saja yang diperbuat oleh Nabi SAW dan para sahabatnya pada waktu itu (ma ana 'alaihi al-yaum wa ashabi).

Perkara-perkara yang wajib diyakini berkaitan dengan Iman dikenal sebagai Rukun Iman, yang meliputi:

  1. Keyakinan kepada ALLAH dan sifat-sifatNya baik sifat-sifat yang wajib, sifat-sifat yang mustahil dan juga sifat-sifat yang boleh.
  2. Keyakinan kepada para rasul dan sifat-sifatnya.
  3. Keyakinan kepada kitab-kitab yang pernah diturunkan oleh Allah seperti Al Quran, Zabur, Injil dan Taurat.
  4. Keyakinan kepada para malaikat.
  5. Keyakinan kepada akhirat yang meliputi Syurga dan Neraka serta perkara-perkara lain yang merangkumi perkara di alam ghaib.
  6. Keyakinan kepada Qadha dan Qadar ALLAH.

Uraian tentang iman dalam Ahlusunnah Wal Jamaah telah disusun oleh Imam Abu Hasan Al-Asyari.
Keyakinan Dengan Allah

Uraian tentang ketuhanan ini telah disusun oleh Imam Abu Hasan Al-Asyari dan dikenal sebagai "Tauhid Sifat 20". Dari sifat-sifat Allah yang sempurna dan tak berhingga itu yang wajib diketahui secara ringkas oleh setiap orang Islam yang sudah baligh dan berakal adalah :

    20 sifat yang wajib (mesti ada ) pada Allah
    20 sifat yang mustahil (tidak mungkin ada) pada Allah
    1 sifat yang mubah (boleh ada-boleh tidak) pada Allah

Adapun sifat yang 20 yang mesti ada dan yang 20 mustahil pada Allah itu adalah :
  1.     Wujud : Allah itu ada, mustahil Allah tidak ada.
  2.     Qidam : Allah tidak berpermulaan ada-Nya. Mustahil Ia berpermulaan ada-Nya.
  3.     Baqa : Allah kekal selama-lamanya, mustahil Ia akan lenyap (habis)
  4.     Mukhalafatuhu Lil Hawaditsi : Allah berlainan dengan sekalian makhluk, mustahil Ia serupa dengan makhluk yang Ia ciptakan.
  5.     Qiyamuhu Binafsihi : Allah berdiri sendiri dan tidak memerlukan pertolongan pihak lain, mustahil memerlukan pertolongan pihak lain.
  6.     Wahdaniah : Allah Allah Maha Esa, mustahil Ia banyak (berbilang).
  7.     Qudrat : Allah berkuasa, mustahil Ia lemah (dhaif)
  8.     Iradah : Allah menetapkan sesuatu menurut kehendak-Nya dan mustahil Ia dipaksa oleh kekuatan lain untuk melakukan sesuatu
  9.     Ilmu : Allah tahu seluruhnya, tahu yang telah dijadikan-Nya dan tahu yang akan dijadikan-Nya, mustahil Ia tidak tahu.
  10.     Hayat : Allah hidup, mustahil ia mati.
  11.     Sama : Allah mempunyai sifat sama, yaitu mendengar, mustahil Ia tuli.
  12.     Basyar : Allah melihat, mustahil Ia buta
  13.     Kalam : Allah berkata, mustahil Ia bisu.
  14.     Kaunuhu Qadiran : Allah tetap selalu dalam keadaan berkuasa, mustahil Ia dalam keadaan lemah.
  15.     Kaunuhu Muridan : Allah tetap selalu dalam keadaan menghendaki, mustahil Ia dalam keadaan tidak menghendaki
  16.     Kaunuhu 'Aliman : Allah tetap selalu dalam keadaan tahu, mustahil Ia dalam keadaan tidak mengetahui
  17.     Kaunuhu Hayyan : Allah tetap sealu keadaan hidup, mustahil Ia dalam keadaan mati.
  18.     Kaunuhu Sami'an : Allah tetap dalam keadaan mendengar, mustahil Ia dalam keadaan tuli.
  19.     Kaunuhu Basyiran : Allah dalam keadaan melihat, mustahil Ia dalam keadaan buta.
  20.     Kaunuhu Mutakalliman : Allah tetap dalam keadaan berkata, mustahil Ia bisu.

Sifat yang boleh/mubah pada Allah adalah boleh membuat dan boleh pula tidak membuat sekalian pekerjaan. Tidak wajib bagi Allah untuk menjadikan segala makhluk, dan tidak wajib pula untuk meniadakan segala makhluk.
Keyakinan Dengan Para Rasul

Nabi dan rasul jumlahnya banyak sekali sampai 124,000 orang, dan rasul-rasul itu ada 313 atau 315 orang. Nabi yang pertama sekaligus merupakan manusia yang pertama yang Allah utus ke muka bumi adalah Nabi Adam. Nabi penutup, penghulu sekalian nabi dan para rasul adalah Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Sesudah Baginda, tidak ada lagi nabi dan rasul. Baginda adalah rasul bungsu untuk ummat akhir zaman. Nabi-nabi dan rasul-rasul yang wajib diketahui adalah 25 orang, yaitu seperti yang tersebut di dalam Al Quran sebagai berikut
  1. Nabi Adam Alaihissalam
  2. Nabi Idris Alaihissam
  3. Nabi Nuh Alaihissalam
  4. Nabi Hud Alaihissalam
  5.     Nabi Shaleh Alaihissalam
  6.     Nabi Ibrahim Alaihissalam
  7.     Nabi Luth Alaihissalam
  8.     Nabi Ismail Alaihissalam
  9.     Nabi Ishaq Alaihissalam
  10.     Nabi Yaqub Alaihissalam
  11.     Nabi Yusuf Alaihissalam
  12.     Nabi Ayub Alaihissalam
  13.     Nabi Syuaib Alaihissalam
  14.     Nabi Musa Alaihissalam
  15.     Nabi Harun Alaihissalam
  16.     Nabi Zulkifli Alaihissalam
  17.     Nabi Daud Alaihissalam
  18.     Nabi Sulaiman Alaihissalam
  19.     Nabi Ilyas Alaihissalam
  20.     Nabi Ilyasa Alaihissalam
  21.     Nabi Yunus Alaihissalam
  22.     Nabi Zakaria Alaihissalam
  23.     Nabi Yahya Alaihissalam
  24.     Nabi Isa Alaihissalam
  25.     Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Diantara mereka dipililih 5 rasul Ulul Azmi, karena kesabaran mereka yang luar biasa yaitu:
  • Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.
  • Rasulullah Ibarahim Alaihissalam
  • Rasulullah Musa Alaihissalam
  • Rasulullah Isa Alaihissalam
  • Rasulullah Nuh Alaihissalam

Rasul-rasul itu adalah manusia pilihan Allah. Mereka manusia seperti kita yang menerima wahyu dari Allah dan memiliki sifat-sifat kerasulan. Ini yang membedakan para rasul dengan manusia biasa. Mereka memiliki sifat-sifat yang wajib bagi mereka yang wajib kita ketahui dan kita yakini. Selain itu ada sifat-sifat yang mustahil bagi mereka dan ada satu sifat yang harus (jaiz).

Sifat-sifat yang wajib bagi para rasul adalah sebagai berikut:

  •  Siddiq (benar), mustahil pendusta.
  • Amanah (dipercaya), mustahil khianat.
  • Tabligh (menyampaikan), mustahil menyembunyikan
  • Fathanah (bijak) mustahil dungu.

Adapun sifat yang jaiz bagi para rasul ialah sifat-sifat kemanusiaan yang tidak merendahkan darjat kerasulannya. Umpamanya makan minum, tidur, kawin, bergaul dalam masyarakat, menjadi imam dalam solat, menjadi jenderal dalam peperangan dan lain-lain sebagainya.
Kitab-kitab Suci

Kitab suci yang wajib diketahui dan diyakini ada 4, yaitu:
  • Kitab Suci Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa Alaihissalam.
  •  Kitab Suci Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud Alaihissalam.
  • Kitab Suci Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa Alaihissalam
  • Kitab Suci Al Quran yang diturunkan kepada Baginda Rasulullah saw.

Semua kitab suci itu dari Allah dan isinya semuanya benar, tidak boleh ada sedikitpun keraguan terhadapnya. Hanya kitab Taurat dan Injil yang ada ditangan penganut-penganutnya sekarang ini yang tidak lagi menurut yang aslinya, sudah banyak diubah oleh pendeta-pendetanya dulu, sehingga tidak dapat lagi dipercaya isinya, demikian keyakinan ummat Islam.

Allah menerangkan hal ini di dalam Al-Quran dengan firmanNya yang bermaksud:

    Sebahagian orang-orang Yahudi mengubah-ubah kitab sucinya dari keadaan yang asli. (Annisa : 46).

Mengenal Malaikat

Wajib bagi setiap mukallaf mengenal malaikat-malaikat Allah secara tepat, mengenal nama-namanya yang wajib diketahui, mengenal sifat-sifatnya serta mengenal tugas-tugasnya. Pengenalan kita mesti dilandasi dengan ilmu yang memadai, dihayati, hingga terasa di hati kita betapa Maha Kuasa Allah serta betapa maha sempurna dan maha hebat pemerintahan Allah terhadap manusia dan alam semesta ciptaanNya.

Malaikat adalah makhluk halus, tidak berwujud fisik seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda fisik. Dijadikan dari nur atau cahaya. Hakikat jasadnya, Allah Maha Tahu. Dengan izin Allah mereka dapat menyerupakan dirinya menjadi seperti manusia dan lain-lain.

Malaikat tidak berjenis kelamin, tidak makan dan minum seperti manusia, tidak tidur, tidak pernah istirahat dari melaksanakan tugas-tugasnya, melainkan senantiasa taat setia kepada Allah, tidak pernah berbuat dosa dan kesalahan walaupun sekecil-kecilnya.

Malaikat-malaikat yang wajib kita kenali ada 10, mereka itu adalah sebagai berikut:
  • Malaikat Jibril , tugasnya adalah menyampaikan wahyu kepada nabi-nabi dan para rasul. Terutama kepada Baginda Rasulullah SAW. Kadang-kadang Malaikat Jibril itu datang menyerupai laki-laki yang gagah dan tampan dan ada kalanya para sahabat pun mendengar dan menyaksikan ia berdialog dengan Baginda.
  •     Malaikat Mikail , tugasnya dalam soal kesejahteraan manusia seperti mengantar hujan, mengantar angin, soal kesuburan tanah dan kesuburan-kesuburan lainnya.
  •     Malaikat Israfil , tugasnya dalam soal-soal yang berhubung kait dengan qiamat, seperti meniup sangkakala tanda qiamat, meniup sangkakala tanda manusia dibangkitkan di padang mahsyar dan lain-lain.
  •     Malaikat Izrail , tugasnya adalah mencabut nyawa dan membawa nyawa itu kemana mestinya.
  •     Malaikat Munkar dan Nakir , tugas kedua-duanya adalah menyoal manusia yang sudah mati di alam kubur. Datang dengan wajah yang seram dan menakutkan bagi orang-orang yang mati membawa dosa dan hati yang tidak selamat. Dan sebaliknya wajah yang mereka tampilkan akan sangat indah dan menyejukkan pada mereka yang matinya husnul khatimah
  •     Malaikat Rakib , tugasnya adalah menuliskan amalan baik manusia.
  •     Malaikat Atid , tugasnya adalah mencatat amalan jahat manusia. Kedua-dua malaikat rakib atid itu senantiasa mengiringi manusia dimana saja mereka berada dan kemana sana mereka pergi. Malaikat rakib atid itu merupakan sekelompok malaikat yang jumlahnya sebanding dengan jumlah manusia sepanjang zaman.
  •     Malaikat Malik , tugasnya adalah menjaga Neraka dengan penampilan yang sangat menakutkan dan mengerikan bagi para penghuni Neraka.
  •     Malaikat Ridwan , tugasnya adalah menjaga Syurga dengan penampilan yang sangat menyenangkan para penghuni Syurga.

Mengenal Akhirat
Berkaitan dengan hari Akhirat, ada beberapa perkara yang wajib kita ketahui dan yakin, sebagai berikut:

  •   Tentang Kematian : Setiap makhluk yang bernyawa pasti mati (Ali Imran : 185). Umur manusia sudah ada jangka waktunya yang telah Allah tetapkan. Apabila waktu yang sudah ditetapkan (ajal) bagi seseorang itu tiba maka pasti ia mati. Tidak ada seorangpun yang dapat melambatkan atau menyegerakan. Setiap manusia pasti mati sesuai dengan ajal yang telah Allah tetapkan
  •  Alam Barzah : Diantara alam dunia dengan akhirat, adalah satu alam yang disebut alam barzah atau alam kubur. Ia adalah satu alam yang memisahkan antara alam dunia dengan alam akhirat. Di sini manusia yang sudah mati diberi ruh kembali, sehingga sadar dengan segala peristiwa yang berlaku di dalamnya.
  • Yaumul Baats : Setelah hari akhirat tiba, ketika tidak ada lagi seorang manusia pun yang hidup, maka waktu itu manusia dibangkitkan kembali (Al Haj : 6-7), kemudian dikumpulkan di padang mahsyar.
  • Yaumul Hisab : Setelah itu ditimbang amal bakti manusia yang baik dan yang buruknya. Hari itu disebut hari hisab (yaumul hisab).
  • Titian Siratul Mustaqim : Setiap manusia akan melalui titian siratul mustaqim yang dibentangkan di atas Neraka, kecuali segolongan orang-orang betaqwa yang dimasukkan ke dalam syurga tanpa hisab.
  • Menerima Catatan Amal Baik dan Buruk : Orang-orang soleh, setelah ditimbang amalnya, mereka menerima buku catatan amal dari sebelah kanan, diberi gelar ashabul yamin, kemudian dimasukkan ke dalam Syurga. Adapun orang-orang yang berdosa, yang timbangan amal jahatnya lebih berat daripada amal baiknya, mereka menerima kitab catatan amal dari sebelah kiri, diberi gelar ashabussyimal, kemudian dimasukkan ke dalam Neraka.
  • Tentang Neraka : Orang-orang mukmin yang berdosa, yang menerima catatan amal dari sebelah kiri, dimasukkan ke dalam Neraka, setelah itu diangkat, kemudian dimasukkan ke Syurga. Tetapi orang-orang kafir dan munafik, yang matinya tidak membawa iman, mereka kekal di dalam Neraka selama-lamanya.
  • Tentang Syurga: Orang-orang bertakwa, tempat peristirahatannya di sana adalah Syurga, sesuatu yang terlalu hebat tiada tandingnya. Masya Allah, patah lidah untuk mengungkapnya. Tiada bahasa yang dapat menggambarkannya.Tiada mampu mata pena untuk menuliskannya.
  • Bagi orang bertaqwa, hadiahnya bidadari-bidadari yang cantik jelita. Bukan seorang tapi berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus orang. Nikmatnya tiada tolok ukurnya di dunia. Selain itu semua, orang-orang bertaqwa, dengan rahmat dan kasih sayang Allah mereka dapat melihat Allah (Al Qiyamah : 23). Inilah nikmat yang maha besar dan tiada bandingnya di akhirat sana. Bukan Allah ada di sana, tapi waktu itu kita dapat merasakan indah dan nikmatnya pertemuan agung itu. Maha Besar dan Maha Suci Allah dari menyerupai makhluk.
Qadha & Qadar

Qadha ialah ketentuan atau hukum yang telah Allah tetapkan sejak azali bagi seseorang atau sesuatu perkara, seperti sakit, sehat, miskin, kaya dan lain-lain. Segala kejadian mulai dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya sudah Allah tetapkan sejak azali.

Adapun qadar adalah rincian dan batasan-batasan ketentuan yang telah Allah tetapkan sejak azali lagi.

0 komentar:

Posting Komentar